Curug Lawe: Air Terjun Benang dan Kisah Cinta Rangga Lawe
Air terjun setinggi lebih dari 30 meter itu terlihat menjulang tinggi di antara dinding bebatuan. Aliran airnya yang mengalir dengan debit yang kecil dan terdiri dari beberapa aliran kecil yang jatuh ke permukaan dibawahnya, nyaris menyerupai benang berwarna putih panjang yang sedang menjuntai.
Airnya yang masih bersih juga menawarkan kesegaran sekaligus kesejukan udara disekitarnya yang mampu mengurangi penat bagi yang berendam di kolam air terjun Curug Lawe ini.
Setidaknya ada dua versi tentang pemberian nama Lawe pada air terjun ini. Dalam bahasa Jawa Lawe bisa berarti benang, hal ini mengacu pada bentuk aliran air terjunnya yang jatuh ke permukaan air dibawahnya yang menyerupai benang.
Selain itu, versi lain dari air terjun ini adalah seputar kisah Rangga Lawe dan Dewi Banowati yang dikutuk menjadi batu oleh Pangeran Indrakila.
Kisah Curug Lawe
Curug Lawe berawal dari kisah cinta segitiga antara Pangeran Indrakila, Dewi Banowati, dan Rangga Lawe. Ketika itu, Dewi Banowati dipinang oleh Pangeran Indrakila yang berwujud manusia kera. Wujud tersebut diakibatkan tindakan sang pangeran yang durhaka terhadap orang tuanya.
Kutukan bisa dicabut ketika Pangeran Indrakila menikah dan setelah menikah dengan Dewi Banowati, wujud pangeran berubah seperti semula. Pernikahan yang sudah berlangsung lama, namun belum juga dikaruniai momongan, atau anak.
Pangeran Indrakila terus berusaha, salah satunya dengan bertanya, dan meminta petunjuk kepada seorang tabib sakti. Tabib tersebut memberikan petunjuk bahwa Pangeran Indrakila harus mencari obatnya di salah-satu tempat yang cukup jauh.
Pangeran pun berpamitan kepada Dewi Banowati untuk mencari obat yang dimaksud. Singkat cerita, pangeran pergi dalam kurun waktu yang sangat lama, sehingga Dewi Banowati sempat menganggapnya sudah meninggal.
Di tengah kesepian tersebut, datanglah seorang pemuda biasa yang bernama Rangga Lawe dan mengajak Dewi Banowati menikah dengannya. Akhirnya, Dewi Banowati mau menikah dengan Rangga Lawe. Di tengah perjalanan kehidupan pernikahan Dewi Banowati dengan Rangga Lawe, tiba-tiba datang manusia kera sambil memberikan sebuah obat.
Ternyata manusia kera tersebut adalah Pangeran Indrakila. Dan pangeranpun murka, merasa cintanya dikhianati, serta sang dewi melanggar sumpah setianya. Saking murkanya, Pangeran Indrakila mengutuk Dewi Banowati, dan Ranggalawe menjadi sebuah batu. Dewi Banowati, dan Rangga Lawe terus-terusan menangis atas kutukan yang menimpanya.
Air mata keduanya yang konon menjadi asal-usul Curug Lawe, dan Curug Benowo. Rangga Lawe berubah menjadi Curug Lawe, dan Dewi Banowati berubah menjadi Curug Benowo.
Lokasi kedua air terjun ini memang saling berdekatan satu sama lainnya sehingga pengunjung bisa mendapatkan dua obyek wisata sekaligus ketika berwisata ke air terjun ini. Meski demikian, untuk bisa mencapai kedua obyek wisata ini pengunjung harus melakukan trekking mendaki bukit terlebih dahulu, namun tenang jalur akses menuju air terjun sudah dibangun jalan beton.
Sehingga perjalanan untuk menuju air terjun juga menjadi suatu aktivitas yang menyenangkan karena menyajikan pemandangan alam yang tak kalah indahnya sekaligus menawarkan kesejukan udara yang menyegarkan.
Trekking Menuju Curug Lawe
Meskipun jaraknya cukup jauh, trekking menuju Curug Lawe tetap menyenangkan. Perjalanan dimulai dari jalan datar di antara perkebunan cengkeh, kemudian menurun melalui jalur coran di samping saluran irigasi.
Setelah melewati jembatan merah, masuklah ke dalam hutan dengan jalur yang sebagian masih berupa tanah merah. Di tengah perjalanan, ada papan penunjuk arah menuju Curug Lawe dan Curug Benowo, dengan Curug Lawe di sebelah kanan. Setelah sedikit menanjak dan melewati beberapa anak tangga, tanda Curug Lawe akan terlihat.
Keindahan Alam
Daya tarik selanjutnya dari Curug Lawe adalah pesona alam sekitarnya. Alam di sekelilingnya didominasi oleh view tebing batu, serta rindangnya pepohonan. Sebetulnya untuk lokasi selfie dengan latar alam yang elok sudah tersaji dari sejak trekking menuju lokasi utama Curug Lawe.
Berendam di Air yang Segar
Air yang mengalir di air terjun ini terkenal dengan airnya yang segar dengan arus yang tidak terlalu kuat serta tidak terlalu dalam sehingga ramah untuk menjadi tempat pemandian bagi wisatawan yang ingin menikmati kesegaran air Curug Lawe ini.
Spot Foto
Banyak spot di Curug lawe yang bisa dijadikan sebagai latar untuk berswafoto mulai dari latar air terjunnya yang menjulang, dinding tebing yang yang menyajikan gradasi warna yang menawan hingga deretan pepohonan yang rimbun dan masih alami.
Menikmati Sunrise
Di kala pagi hari, banyak juga pengunjung yang sengaja datang jauh sebelum matahari terbit. Sambil menunggu matahari terbit, pengunjung bisa berendam di kolam air terjun yang tidak terlalu dingin dan menyejukkan ini.
Ketika matahari terbit, cahaya sinar mentari yang hangat menembus masuk dari sela-sela pepohonan sehingga akan memberikan kesegaran buat pengunjungnya, sambil bermain air sekaligus menikmati hangatnya sinar matahari pagi yang menyehatkan.
Fasilitas di Curug Lawe
Sebagai salah satu obyek wisata yang juga menjadi sumber mata pencaharian penduduk setempat, Curug lawe juga sudah dilengkapi berbagai fasilitas untuk kebutuhan pengunjung yang dikelola langsung oleh penduduk setempat.
Sarana seperti musala, kebutuhan air bersih untuk membilas setelah mandi di air terjun, hingga toilet pun sudah tersedia.
Untuk pengunjung yang merasa lapar setelah lelah bermain air, juga tersedia warung-warung makan sederhana milik warga setempat yang menjual berbagai macam makanan dengan harga yang terjangkau.
Tarif Masuk dan Jam Kunjungan
Tarif masuk yang ditetapkan untuk pengunjung pun relatif murah yakni Rp10.000 per orang, ditambah biaya parkir sebesar Rp2.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil.
Sedangkan jam kunjungannya, pengelola sudah membuka air terjun ini sejak pagi hari sekitar pukul 05.00 sampai pukul 18.00 karena banyak pengunjung yang khusus datang di pagi hari untuk menikmati keindahan air terjun ini saat disinari mentari.
Cara Menuju Curug Lawe
Curug Lawe berada di sebelah barat lereng Gunung Ungaran, tepatnya berada di Desa Kalisidi, Gunung Pati, Kecamatan Ungaran Barat, Semarang. Cara untuk mengaksesnya pun terbilang mudah meski berada jauh dari pusat kota.
Rencanakan Perjalanan Anda ke Curug Lawe Bersama Bus Discovery!
Untuk kemudahan perjalanan Anda ke Curug Lawe, manfaatkan jasa sewa bus dari Bus Discovery yang nyaman dan terpercaya. Bus Discovery merupakan sebuah perusahaan penyewaan Bus Pariwisata dengan Premium Service yang berlokasi di Selatan Jakarta. Menghadirkan berbagai pilihan kendaraan Pariwisata terbaik dari brand otomotif terbaik di dunia.
Bus Discovery menjadi solusi sewa bus dengan fasilitas mewah yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pelanggan. Berpusat di Depok, Jawa Barat dan melayani rute seluruh Pulau Jawa, Bali, Palembang, dan Lampung.
Armada Bus Discovery juga terdiri dari beragam bus mewah berbagai ukuran. Mulai dari HIACE berkapasitas 15 seats hingga Bus Besar berkapasitas 59 seats. Semua bus dilengkapi dengan fasilitas unggulan demi kenyamanan yang optimal. Temukan bus yang pas sesuai kebutuhan.
Anda bisa berdiskusi dengan salah satu tim Bus Discovery dengan cara menghubungi kontak Bus Discovery dan dapatkan informasi penting lainnya.
Busdiscovery
AuthorSolusi sewa bus dengan fasilitas mewah untuk semua tujuan. Temukan bus ternyaman untuk teman perjalanan Anda hanya di Bus Discovery
yang terbaru