Penggambaran Mahameru di Candi Selogriyo dan Mata Air Awet Muda
Bentuk bangunan Candi Selogriyo memang lebih menyerupai Gunung Mahameru yang oleh umat Hindu keberadaan gunung ini amat dikeramatkan karena dianggap sebagai tempat bersemayamnya para Dewa Hindu.
Untuk menjaga gunung tersebut dari serangan raksasa Dharmaraja, maka Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa mengutus sekawanan raksasa; Durga Mahesaruradhini, Ganesa, Agatsa, Nadiswara dan Mahakala yang menjaga Mahameru dari seluruh penjuru mata angin.
Sejarah Candi Selogriyo diperkirakan dibangun pada abad 9 Masehi, namun baru ditemukan di tahun 1835 Masehi oleh Residen Magelang yang menjabat di masa penjajahan Belanda, yang bernama Hartmann.
Mitos Candi Selogriyo
Berkembang pula mitos yang masih berlangsung hingga saat ini, perihal sebuah mata air yang ada di kawasan tersebut, yang dipercaya memiliki khasiat awet muda bagi siapapun yang membasuh mukanya di mata air tersebut. Mitos tentang mata air awet muda tersebut diyakini lebih mujarab, jika mereka membasuhnya di antara tanggal 1 – 10 Muharram.
Mitos yang ke dua Candi Selogriyo adalah tentang bunyi gamelan. Dahulu, masyarakat setempat sering mendengar bunyi gamelan di sekitar area Candi Selogriyo, terutama di hari Selasa Kliwon, dan Jumat Kliwon.
Mitos-mitos ini masih amat dipercaya khususnya oleh warga sekitar karenanya warga juga amat menjaga kelangsungan dari Candi Selogriyo ini sebagai sebuah warisan budaya dan sejarah yang harus dilestarikan.
Nama Lain Candi Selogriyo
Candi Selogriyo juga memiliki nama lain yakni Omah Watu, yang berarti rumah batu, hal ini lebih dikarenakan bentuk candi yang menyerupai sebuah tempat tinggal yang terbuat dari batuan andesit yang berasal dari sisa erupsi gunung Merapi.
Daya Tarik Candi Selogriyo
Candi Selogriyo memiliki daya tarik alami karena menyajikan panorama alam yang menawan dengan pemandangan tebing bukit yang membentuk terasiring yang juga dijadikan sebagai areal lahan pertanian warga yang ketika menjelang musim panen maka tanaman padi itu berkilauan dengan warna kuning keemasan.
Hal ini karena posisi Candi Selogriyo yang berada di lereng Gunung Sumbing, tepatnya berada di Bukit Giyanti, dan Bukit Condong.
1. Keindahan Alam
Keindahan alam tersaji sejak perjalanan menapaki anak tangga menuju lokasi utama Candi Selogriyo. Setelah sampai, mata pengunjung akan terpana dengan pemandangan candi yang berpadu dengan kondisi alam yang masih asri.
2. Taman yang Cantik
Komplek Candi Selogriyo ini juga ditata membentuk sebuah taman yang cantik dengan udara yang sejuk dan membuat siapapun yang berada di lokasi candi ini akan merasakan suasana yang tenang, nyaman dengan pemandangan alam yang menawan.
3. Candi Bersejarah
Candi Selogriyo merupakan candi yang sangat bersejarah, yang diperkirakan dibangun pada masa Mataram Kuno, sebagai bukti tentang sejarah perkembangan agama Hindu dan Buddha yang juga membentuk sebuah harmonisasi budaya yang luhur.
Struktur Bangunan Candi Selogriyo
Candi Selogriyo memiliki ukuran 4,2 meter x 4,2 meter, serta memiliki ketinggian sekitar 4,96 meter. Adapun bagian atapnya memiliki dua tingkatan.
Terdapat ruang-ruang khusus dengan penempatan beberapa patung yang benuansa Hindu dengan ornamen yang mengisahkan tentang keberadaan Gunung Mahameru dan para raksasa penjaga keberadaan gunung sakral ini.
Candi Selogriyo pertamakali dipugar pada tahun 1955 hingga tahun 1957. Namun, terjadi peristiwa yang memporakporandakan sebagian besar bangunan Candi Selogriyo.
Kemudian dimulai pada tahun 2000 dilakukan pemasangan ulang terhadap kondisi Candi Selogriyo yang terdampak longsor tersebut secara bertahap.
Dan penataan tersebut baru selesai pada tahun 2019, tepatnya pada tanggal 10 November 2019. Kini, kawasan candi ini sudah bisa dinikmati termasuk pesona alam yang mengagumkan yang ada di sekitarnya.
Fasilitas Candi Selogriyo
Terdapat fasilitas yang sudah memadai untuk wisatawan yang berkunjung ke Candi Selogriyo, terlebih lagi lokasinya yang berada dekat dengan pemukiman warga membuat sejumlah fasilitas sudah tersedia seperti areal parkir yang luas, musala dan toilet.
Selain itu terdapat pula rumah-rumah makan sederhana milik warga dengan berbagai penganan khas dan tradisional yang dijual dengan harga yang terjangkau.
Selain itu, terdapat pula home stay khusus dengan memberdayakan rumah-rumah warga untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan Candi Selogriyo sekaligus menikmati keindahan suasana pedesaan dan keramahan penduduknya.
Tarif Masuk dan Jam Kunjungan
Tarif masuk yang diberlakukan oleh pengelola Candi Selogriyo pun relatif murah hanya sebesar Rp. 10 ribu perorang ditambah tarif parkir sebesar Rp. 3 ribu untuk sepeda motor dan Rp. 5 ribu untuk kendaraan roda empat.
Sedangkan jam kunjungan yang diberlakukan dimulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00 sore setiap harinya.
Yuk Kunjungi Candi Selogriyo!
Candi Selogriyo berada di Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, karena lokasinya yang tidak terjangkau oleh angkutan umum maka sangat disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi lainnya.
Selain itu, jalan menuju Candi Selogriyo pun masih minim informasi sehingga amat disarankan untuk lebih banyak bertanya kepada warga sekitar atau bisa juga memanfaatkan google maps. Jika masih bingung, Anda dan keluarga bisa memakai jasa Bus Discovery dengan sistem sewa yang akan membuat Anda menikmati perjalanan liburan dengan gampang dan menyenangkan.
Bus Discovery berpusat di Depok, Jawa Barat dan melayani rute seluruh Pulau Jawa, Bali, Palembang, dan Lampung. Hubungi kontak Bus Discovery untuk berdiskusi dengan salah satu tim Bus Discovery dan dapatkan informasi penting lainnya.
Busdiscovery
AuthorSolusi sewa bus dengan fasilitas mewah untuk semua tujuan. Temukan bus ternyaman untuk teman perjalanan Anda hanya di Bus Discovery
yang terbaru