Candi Lumbung, Kisah Persaingan Eksitensi Dua Wangsa Besar
Lokasinya yang berada tak jauh dari komplek Candi Prambanan membuat candi ini nyaris tak terlalu mencolok dibanding candi-candi lainnya.
Uniknya lagi, meski berada dalam kawasan Candi Prambanan yang bernuansa Hindu, namun candi ini lebih mengarah ke corak candi Budha.
Candi yang dibangun di masa Kerajaan Mataram Kuno di masa Wangsa Syailendra ini memiliki bentuk yang berbeda dengan candi-candi yang ada di komplek Candi Prambanan.
Keberadaan candi berunsur Budha di dalam komplek Hindu inilah yang sangat menarik untuk dikunjungi karena bentuk dan ornamen candinya jauh berbeda dengan candi-candi di komplek Candi Prambanan.
Sejarah Candi Lumbung
Candi Lumbung Klaten sendiri diperkirakan mulai dibangun pada abad ke 9 hingga ke 10 masehi di masa Wangsa Syailendra yang kental dengan agama Budha yang juga membangun Candi Borobudur.
Ketika itu, Rakai Pikatan yang berasal dari Wangsa Sanjaya sebagai penganut Hindu, menjadi penguasa baru tanah Jawa dan berupaya menyaingi eksistensi Wangsa Syailendra yang sudah lebih dulu membangun Candi Borobudur termasuk Candi Lumbung.
Untuk menandingi Candi Borobudur, Rakai Pikatan membangun Candi Prambanan untuk menghormati sekaligus sebagai persembahan kepada Dewa Siwa, salah satu dewa tertinggi dalam konsep Trimurti.
Keberadaan candi ini pulalah yang diperkirakan menjadi salah satu alasan Rakai Pikatan membangun Candi Prambanan, yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari candi lain bercorak Budha.
Dua wangsa yang masih memiliki hubungan sedarah ini disebut saling bersaing dalam hal eksistensi kekuasaan dan memiliki perbedaan latar belakang agama yang kuat. Untuk menunjukkan eksistensi kekuasaan masing-masing dinasti inilah dasar pembangunan candi-candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, sesuai dengan keyakinan masing-masing dinasti dengan dua corak yang dominan; Budha dan Hindu.
Setelah peralihan kekuasan dari Raja Lokapala kepada Maha Raja Mpu Sindok sebagai generasi terakhir Wangsa Sanjaya, pusat kerajaan pun dialihkan ke Jawa Timur sehingga proses pembangunan candi tak dilanjutkan hingga akhirnya terlantar dan terkubur dalam tanah pasca erupsi Gunung Merapi pada masa Mataram Kuno.
Pemugaran Candi Lumbung
Candi Lumbung dipugar bersamaan dengan Candi Prambanan, karena berada di lokasi yang sangat berdekatan atau disebelah utara Candi Prambanan. Ketika itu, kondisi Candi Lumbung rusak parah setelah ribuan tahun tertimbun dalam tanah melalui berbagai bencana alam yang terjadi di Yogyakarta seperti dampak letusan Gunung Merapi dan gempa bumi dahsyat.
Di tahun 1990, pemerintah mulai menjadikan kawasan Candi Prambanan sebagai situs taman purbakala yang dijadikan sebagai obyek wisata. Dan, karena candi ini berada dalam satu kawasan dengan Candi Prambanan maka pengelolaannya dijadikan satu bersama dengan manajemen pengelolaan Candi Prambanan.
Meski dipugar bersamaan dengan Candi Prambanan, Candi Lumbung tak masuk dalam klasifikasi dan dikelompokkan dalam bagian dari komplek Candi Prambanan karena ornamennya yang bernuansa Budha sedangkan Prambanan lebih kental bernuansa Hindu.
Candi Lumbung Pasca Gempa Yogya 2006
Sempat berdiri tegak dengan corak Budha yang kental, Candi Lumbung mengalami rusak parah karena dilanda gempa Yogya tahun 2006. Banyak struktur bangunan candi Lumbung yang ikut hancur dan runtuh yang sampai saat ini masih terlihat dengan jelas sisa reruntuhan batuannya.
Beberapa bangunan candi ini pun terpaksa dibiarkan rusak karena tak dapat lagi diperbaiki atau direkonstruksi ulang.
Penamaan Candi
Tak ada informasi yang resmi terkait asal dan nama Candi Lumbung. Namanya sendiri pun diberikan karena bentuk candi yang seperti tempat untuk menyimpan padi hasil panen yang oleh masyarakat Jawa disebut dengan Lumbung.
Fungsi dan Struktur Candi Lumbung
Sejumlah penelitian lain menyebut jika candi Lumbung ini di bangun sebagai tempat persemayaman Triratna yang dalam kosmologi Budha berarti tiga mustika umat Budha yang nilainya bersifat agung dan mulia.
Triratna dalam Budha diwujudkan dalam bentuk simbol tiga mustika yang menjadi dasar bagi manusia untuk dimengerti, dipahami sekaligus dipahami yang dilakukan Sidharta Gautama dalam pencapaian Kebudhaannya.
Karenanya, keberadaan Candi Lumbung bagi umat Budha memiliki peran yang sangat penting bersama dengan Candi Borobudur dan candi-candi bercorak Budha lainnya.
Komplek candi ini dikeliling candi-candi kecil atau Perwara dengan bentuk candi berupa atap setengah melingkar yang dikenal dengan nama Stupa sebagai ciri khas candi Budha.
Di bangun utamanya terdapat candi setinggi 2,5 meter ini terdapat 16 perwara kecil berukuran 3 meter dengan tinggi 1 meter yang dibangun mengelilingi candi utama dengan luas keseluruhan komplek Candi Lumbung seluas 350 meter. Terdapat juga pahatan berbentuk sepasang manusia di dinding luar candi namun sebagian besar bangunan candi lainnya tak memiliki relief apapun.
Fasilitas yang Ada di Candi Ini
Selain menyajikan obyek wisata, di kawasan Candi Lumbung juga terdapat taman-taman bunga yang indah diantara rerimbunan pepohonan hijau yang sejuk. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati santapan-santapan kuliner serta souvenir khas yang masih berada dalam satu komplek dengan Candi Prambanan. Selain itu terdapat juga area parkir kendaraan yang luas dan sarana fasilitas ibadah.
Tarif Masuk dan Jam Kunjungan
Karena berada dalam satu kawasan dengan Candi Prambanan, maka tiket yang diberlakukan sama dengan tiket masuk ke Candi Prambanan, rinciannya; Tiket Dewasa Rp. 40.000, dan tiket wisatawan asing: USD 18 ditambah tarif parkir kendaraan Rp. 3 ribu untuk sepeda motor dan Rp. 5 ribu untuk kendaraan roda empat.
Sedangkan jam kunjungan objek wisata ini dimulai dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00 sore setiap harinya.
Tertarik Mengunjungi Candi Ini?
Candi Lumbung terletak di Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Karena lokasinya yang berada dekat dengan komplek percandian terkenal lainnya maka akses untuk menuju candi ini pun sangat mudah. Nah, salah satu caranya adalah dengan menggunakan jasa sewa Bus Discovery yang pastinya sudah terpercaya. Bus Discovery juga merupakan jasa sewa bus pariwisata dan sewa big bus dengan fasilitas mewah dan mengutamakan keselamatan serta kenyamanan pelanggan.
Dengan menggunakan Bus Discovery, berwisata ke Candi Lumbung akan menjadi salah satu hal yang tidak bisa dilupakan. Yuk langsung hubungi tim Bus Discovery!
Busdiscovery
AuthorSolusi sewa bus dengan fasilitas mewah untuk semua tujuan. Temukan bus ternyaman untuk teman perjalanan Anda hanya di Bus Discovery
yang terbaru