Candi Pawon, Candi Perpaduan antara Hindu Jawa dan India
Candi yang memiliki bentuk persegi empat dengan atap bertingkat ini memiliki sebuah lubang angin di bagian dinding. Konon, lubang angin inilah yang menjadi dasar penamaan Candi Pawon. Karena terletak di Pulau Jawa, masyarakat terutama suku Jawa sering menganggap candi ini berarti dapur (bahasa Jawanya ialah ‘pawon’).
Namun sebagai bukti bercorak buddha dari masa klasik, Candi Pawon yang berarti pawuan atau tempat abu ini diambil menurut Bahasa Jawa Kuno serta dimanfaatkan sebagai penyimpanan abu jenazah bagi Raja Indra, pendahulu atau ayah Raja Samaratungga pada masa dinasti Syailendra.
Candi ini juga masih tetap digunakan oleh para penganut agama Budha sebagai salah satu lokasi peringatan hari raya Waisak yang menjadi satu rangkaian ritual dengan Candi Borobudur hingga keberadaannya tak kalah penting.
Candi bernuansa Budha ini memang masih minim kunjungan wisatawan dan relatif tenggelam dibanding komplek percandian lainnya di Magelang, meski demikian candi Pawon memiliki keindahan yang tak kalah eksotis dari candi lainnya.
Tak hanya itu saja, Candi Pawon juga menawarkan keindahan panorama alam, dengan udaranya yang sejuk dan bisa melakukan berbagai aktivitas menyenangkan seperti bersepeda, atau berburu souvenir murah.
Berburu spot foto menarik di lokasi Candi Pawon pun tak kalah menyenangkan apalagi di lokasi Candi Pawon ini banyak lokasi instagramable untuk berswafoto dengan latar keindahan candi Pawon yang menawan.
Nama Lain Candi Pawon
Candi yang juga dikenal dengan nama Candi Bajralanan ini merupakan bangunan yang digunakan untuk pemujaan pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi, saat Dinasti Syailendra masih berkuasa. Bajranalan berasal dari dua kata, yakni “vajra” yang dalam Bahasa Sanskerta artinya halilintar dan “anala” yang berarti api.
Pemberian nama tersebut tidak lepas dari keyakinan penduduk setempat, termasuk peneliti yang percaya bahwa candi ini dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata Dewa Indra, Vajranala. Sesuai dengan cerita yang berasal dari mitologi India.
Menurut Johannes GijsbertusdeCasparis, seorang filolog asal Belanda, kata “pawon” berasal dari kata “awu” (Bahasa Jawa) yang mendapat awalan “pa” dan akhiran “an” sehingga memiliki arti perabuan. Versi lain menyebutkan bahwa kata “pawon” merujuk pada tempat pembakaran atau tempat pembuangan sampah. Sementara arti “pawon” dalam Bahasa Jawa artinya tempat memasak atau dapur.
Terlepas dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penamaan candi berasal dari adanya proses pembakaran yang kemungkinan besar berasal dari lubang pembakaran. Dengan kata lain, lubang tersebut berfungsi sebagai ventilasi.
Struktur Bangunan Candi Pawon
Candi Pawon ini dibangun menggunakan batuan andesit bentuk segi empat dengan corak bangunan Hindu Jawa yang dipadukan dengan seni India. Hal ini tampak dari bentuk tubuh candi yang lebih ramping, berbeda dari candi bercorak Buddha pada umumnya.
Fungsi Candi Pawon
Kendati demikian, jika dilihat dari relief, terdapat kesamaan pahatan dengan Candi Borobudur dan Candi Mendut. Bahkan, ahli epigrafi menyebut bahwa lokasi ini merupakan tempat penyimpanan abu Samaragrawira, raja pertama Wangsa Syailendra. Hal ini diperkuat dengan adanya lubang angin yang terdapat pada bagian candi.
Bangunan yang mengarah ke sisi barat ini terbagi ke dalam tiga bagian, yakni kaki berupa batur, tubuh, dan atap. Di bagian dinding terdapat pahatan khas corak Buddha. Sementara di bagian anak tangga terdapat hiasan berupa Makara, relief kepala naga di bagian tangga, dan pahatan Kali di ambang pintu masuk candi.
Relief Simbol
Berbeda dengan candi bercorak Buddha lainnya, di candi ini tidak terdapat relief berupa kisah, melainkan berupa simbol. Di bagian luar candi terdapat sejumlah pahatan pohon kalpataru yang diapit pundi-pundi dan makhluk KinaraKinari. Kinara dan Kinari merupakan makhluk dengan kepala manusia dan tubuh layaknya burung.
Di bagian depan, tampak pahatan Kuwera dalam posisi tegak. Di antara kedua lubang ventilasi terdapat pahatan kumuda. Lali, di sebelah kiri Kalamakara terdapat ukiran bertuliskan 1904 yang menunjukkan tahun perbaikan candi. Di masing-masing sisi atap candi terdapat stupa kecil dan stupa utama di puncak atap layaknya candi khas Buddha.
Fasilitas Candi Pawon
Untuk menunjang kenyamanan pengunjung, tersedia fasilitas yang cukup baik, meskipun belum begitu lengkap. Terdapat area parkir yang cukup luas, toilet, dan sejumlah warung makanan dan minuman yang dikelola oleh warga sekitar. Selain lezat, harganya pun terjangkau.
Harga Tiket dan Jam Kunjungan
Harga tiket masuk Candi Pawon tergolong murah, yaki Rp 10 ribu per orang untuk wisatawan lokal dan Rp 20 ribu untuk wisatawan asing. Sementara tiket parkir untuk kendaraan roda dua dikenakan biaya sebesar Rp 2 ribu dan Rp 5 ribu untuk kendaraan roda empat.
Sedangkan jam kunjungan yang diberlakukan untuk pengunjung dimulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 18.00 sore setiap harinya
Tertarik Mengunjungi Candi Pawon?
Candi Pawon terletak di Dusun Brojonalan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Cara mengaksesnya pun cukup mudah karena candi ini berada satu lokasi dengan Candi Borobudur dan Candi Mendut.
Untuk memudahkan transportasi Anda dalam mengunjungi dan berwisata ke Candi Pawon. Anda bisa memakai jasa Bus Discovery dengan sistem sewa. Anda juga dapat menikmati perjalanan liburan dengan menyenangkan loh!
Bus Discovery adalah solusi sewa bus dengan fasilitas mewah yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pelanggan. Kami berpusat di Depok, Jawa Barat dan melayani rute seluruh Pulau Jawa, Bali, Palembang, dan Lampung.
Untuk melakukan pemesanan, Anda bisa menghubungi kontak Bus Discovery dan berdiskusi dengan salah satu tim Bus Discovery.
Busdiscovery
AuthorSolusi sewa bus dengan fasilitas mewah untuk semua tujuan. Temukan bus ternyaman untuk teman perjalanan Anda hanya di Bus Discovery
yang terbaru